NAMA
: BERLIANA MARIA K.S
KELAS :
2PA13
NPM :
11513708
PELAJARAN
: SOFTKIILL
TUGAS
3
PENGERTIAN
INTERNET ADDICTION DISORDER (KECANDUAN INTERNET)
Gangguan
kecanduan internet (IAD) kini lebih sering disebut penggunaan internet
bermasalah (PIU) atau menggunakan internet kompulsif (CIU). istilah tumpang
tindih lainnya termasuk berlebihan internet, menggunakan komputer bermasalah
atau menggunakan komputer patologis - dan bahkan iDisorder.Istilah-istilah ini
menghindari kata kecanduan dan tidak terbatas pada penyebab tunggal, tetapi
hanya mencerminkan pernyataan umum tentang penggunaan komputer berlebihan yang
mengganggu kehidupan sehari-hari. IAD awalnya diusulkan sebagai gangguan dalam
satir tipuan oleh Ivan Goldberg, MD, pada tahun 1995, meskipun beberapa
peneliti kemudian mengambil esainya serius. Dia mengambil judi patologis
didiagnosa oleh Diagnostik dan Statistik Manual Mental Disorders ( DSM-IV )
sebagai modelnya untuk deskripsi IAD. IAD menerima liputan di pers, dan
kemungkinan klasifikasi masa depan sebagai gangguan psikologis terus menjadi
diperdebatkan dan diteliti dalam komunitas psikiatri.Sebuah tinjauan sistematis
PIU mengidentifikasi kurangnya standarisasi konseptualisasi PIU sebagai
hambatan utama untuk memajukan daerah ini studi.
Kebiasaan lain seperti
membaca, bermain game komputer, atau menonton jumlah yang sangat besar video
internet atau film semuanya mengganggu hanya sebatas bahwa kegiatan ini
mengganggu kehidupan normal. IAD sering dibagi menjadi subtipe oleh aktivitas,
seperti berlebihan, luar biasa, atau tidak pantas pornografi internet
digunakan, game online jaringan sosial , blogging , email, [9] atau internet
belanja . Lawan mencatat bahwa perilaku kompulsif mungkin tidak sendiri menjadi
adiktif.kecanduan internet bisa dilihat pada adanya perubahan pada otak (masih
diperdebatkan apakah kecanduan internet penyebabnya ataupun justru hasil dari
kelainan tersebut).
Lalu bagaimana
menyikapinya? Tentunya kita harus tahu dahulu tanda-tanda dan simptomnya sebelum
masuk ke fase penyembuhan. Berdasarkan panduan yang saya dapatkan dari
Helpguide.org, kecanduan internet bisa dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:
1.Kecanduan Cybersex: Dorongan untuk menggunakan
internet sebagai penyaluran hasrat seksual, seperti misalnya melihat
situs-situs pornografi, masuk secara regular ke chatroom khusus dewasa, masuk
ke situs-situs penyedia role-play. Dan itu semua berpengaruh secara negatif
pada hubungan intim di dunia nyata.
2.Kecanduan Cyber-Relationship: Ini bisa digambarkan
dengan bagaimana seseorang tidak bisa lepas dari aktivitas di jaringan sosial
(social networking), chatroom, dan messaging yang pada satu titik mereka
menganggapnya jauh lebih penting dibandingkan dengan hubungan pada keluarga dan
teman-teman di dunia nyata.
3.Net Compulsions: Ini bisa dicontohkan dengan
dorongan bermain online gaming yang begitu tinggi, jual-beli saham online,
dorongan menggunakan situs-situs lelang online seperti EBay, yang kesemuanya
berpengaruh pada kondisi finansial dan juga kondisi kerja.
Anda berpeluang
memiliki resiko tinggi mengidap kecanduan internet jika:
1.Anda penderita kecemasan (anxiety): Anda mungkin
menggunakan internet untuk mengalihkan perhatian Anda terhadap
kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul di kepala Anda. Seperti penderita
obsessive-compulsive disorder, penderita kecemasan pun juga bisa mengakibat
perilaku berlebihan pada saat memeriksa email yang masuk dan juga penggunaan
internet.
2.Anda penderita depresi: Internet mungkin bisa jadi
pelarian dari perasaan depresi yang Anda derita, namun penggunaan internet
berlebihan pun bisa memperburuk situasi. Perasaan kesepian, terisolasi
dantambahan tekanan stress justru muncul diakibatkan oleh kecanduan internet
tersebut.
3.Anda penderita kecanduan hal-hal lainnya: Pada
tingkatan tertentu banyak penderita kecanduan internet memiliki
kecanduan-kecanduan lain seperti narkoba, alkohol, gambling, dan sex.
4.Anda memiliki kelemahan dalam bersosialisasi:
Penderita kecanduan internet biasanya menggunakan situs-situs jejaring sosial,
instant messaging, atau online gaming sebagai cara yang menurut mereka aman
untuk menjalin hubungan baru.
5.Anda adalah remaja yang kurang bahagia: Dengan
menggunakan internet mereka berfikir bisa memposisikan diri mereka pada tempat
yang nyaman bagi mereka.
6.Anda adalah seseorang yang mobilitasnya terbatasi:
Misalnya mungkin Anda memasuki sebuah situasi seperti menjadi orang tua baru
bagi anak bayi, sehingga Anda cenderung mengalihkan aktivitas Anda ke dunia
internet.
7.Anda penderita stress: Ketika banyak orang
menyangka menggunakan internet bisa mengurangi tingkat stress namun sebenarnya
yang terjadi justru efek kontraproduktif. Makin lama Anda menggunakan internet
maka makin tinggi level stress yang akan Anda rasakan.
- Lalu apa tanda-tanda yang menunjukkan jika Anda
mulai kecanduan internet?:
1.Sering lupa waktu dalam menggunakan internet:
Apakah Anda sering mendapati menggunakan internet lebih lama dari apa yang Anda
niatkan? Apakah niat menggunakan internet beberapa menit berubah jadi beberapa
jam? Lalu apakah Anda merasa kesal jika saat menggunakan internet ada yang
mengganggu?
2.Memiliki masalah dalam menyelesaikan pekerjaan di
rumah dan kantor: Apakah banyak cucian yang belum dicuci lalu persediaan
makanan di kulkas kosong karena Anda sibuk online? Atau mungkin Anda sering
pulang malam karena tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu? Atau justru
tinggal lebih lama di kantor setelah rekan-rekan Anda pulang agar bisa
menggunakan internet secara bebas?
3.Terisolasi dari keluarga dan teman: Apakah
kehidupan sosial Anda terganggu karena Anda lebih sering menghabiskan waktu
online? Apakah Anda mengabaikan keluarga dan teman-teman Anda? Apakah
Anda merasa tidak ada teman-teman ataupun keluarga
yang bisa mengerti Anda dibandingkan dengan teman-teman online Anda?
1.Merasa bersalah atau defensif tentang penggunaan
internet Anda: Apakah Anda merasa lelah menghadapi sikap pasangan Anda untuk
menghentikan aktivitas Anda di internet dan menghabiskan waktu lebih banyak
dengan mereka? Apakah Anda menyenmbunyikan jumlah pemakaian internet Anda
terhadap atasan dan keluarga serta apa saja yang Anda lakukan di internet?
2.Merasakan euforia ketika terlibat dalam kegiatan
di internet: Apakah Anda menggunakan internet sebagai sarana ekspresi pada saat
Anda stress, sedih, puas atau excite? Apakah Anda pernah mencoba batas
kemampuan Anda berinternet namun gagal?
3.Bila salah satu poin di atas sudah mulai terjadi
pada Anda maka mungkin sudah seharusnya Anda mulai waspada.
B.KASUS INTERNET ADDICTION DISORDER (KECANDUAN
INTERNET)
Kecanduan internet adalah bagian dari yang lebih
luas "kecanduan teknologi". Obsesi dengan teknologi dimulai dengan
radio pada tahun 1930 dan dengan televisi pada 1960-an, namun baru-baru meledak
di pentingnya selama era digital saat ini.Sekitar 500 ribu masyarakat Jerman
masuk dalam kategori pecandu internet. Rata-rata mereka menunjukkan simtom yang
sama dengan kecanduan narkoba atau alkohol. Para pecandu merasakan hidup tanpa
gairah bila tidak ada internet. Akibatnya, generasi muda Jerman bisa terancam
karna kondisi tersebut.
“Abad ke 21, baik di bidang kerja maupun secara
pribadi, orang tidak bisa lepas dari internet”, kata Michael Bender, dokter
kepala bagian psikiatri, psikosomatis dan psikoterapi di rumah sakit Rhein-Jura.
Menurut laporan pemerintah setempat, lebih dari
setengah juta warga usia 14 hingga 64 tahun mengalami kecaduan internet.
Sebanyak 250 ribu pecandu internet masuk dalam usia remaja, dengan laki-laki
remaja sebagai pecandu paling beresiko. Sedangkan perempuan lebih candu pada
jejaring sosial dibandingkan laki-laki.“Penderitanya menunjukkan gejala yang
sama seperti pecandu minuman keras atau narkoba”, kata Michael Bender.Mereka
yang mengalami kecanduan internet kerap memutus komunikasi dengan keluarga dan
teman mereka di dunia nyata. Hal pertama yang dilakukan saat setelah bangun
tidur adalah hidupkan komputer dan segera online.
“Banyak yang menyadari, mereka mengabaikan aktifitas
sosial dan kegiatan waktu luangnya. Tapi tidak mampu keluar dari jeratan dunia
virtual. Mereka tidak bisa lagi mengendalikan konsumsinya akan internet”, kata
Bender.Di lain kesempatan, Dokter kepala di bagian psikiatri anak-anak dan
remaja di
rumah sakit anak-anak Hannover, Christoph Möller
mengatakan, aktivitas tinggi dalam penggunaan internet tidak berarti dianggap
kecanduan.“Yang kritis adalah, jika orang itu menderita atau memicu kerugian,
jika ia tidak lagi pergi ke sekolah dan mengabaikan kontak sosial”, paparnya. Pada
2008 telah dibuka bagian rawat jalan untuk kecanduan games pertama di Jerman,
tepatnya di rumah sakit kedokteran psikomatis Universitas Mainz. Saat ini
beberapa instalasi telah menerapkan hal yang sama. Para pasien kembali belajar
dari awal, bagaimana bergaul secara sehat melalui internet. Mereka perlu untuk
sadar kembali akan kesehatan fisik dan mencari hobbi baru.
Sementara itu, Christoph Möller menyarankan pada
orang tua untuk menjauhkan komputer dari kamar tidur anak, sebab anak-anak
memerlukan citra pancaindera yang luas bagi dalam perkembangan mereka. Namun
tetap diakui, tidak mudah bagi orang tua untuk tampil sebagai panutan di era
zaman informasi ini. (ki/mba)
ANALISIS PERMASALAHAN
Kecanduan Internet
Berhubungan dengan Mutasi Gen?
ilmuwan menemukan hubungan "beracun" antara Web
dan suatu kekhasan genetik yang juga berperan dalam kecanduan nikotin.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Universitas Bonn dan The Central Institute of Mental Health (ZI) di Mannheim, Jerman, menunjukkan adanya indikasi hubungan genetik molekuler dalam kecanduan Internet.
Dalam hasil studi yang dipublikasikan Journal of Addiction Medicine edisi bulan September 2012, peneliti utama Dr. Christian Montag dari Universitas Bonn mengatakan para peneliti mewawancarai 843 orang tentang kebiasaan mereka menggunakan Internet dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil analisis jawaban kuesioner mereka menunjukkan bahwa 132 laki-laki dan perempuan dalam kelompok ini menunjukkan perilaku bermasalah dalam menangani media daring (online); seluruh pikiran mereka berkutat seputar Internet sepanjang hari dan merasa sangat terganggu bila harus melalui hari tanpa Internet.
Para peneliti kemudian membandingkan genetik dari orang-orang yang kecanduan Internet dengan orang yang mampu mengendalikan kebiasannya menggunakan media itu dan melihat adanya variasi genetik yang berperan dalam kecanduan nikotin pada 132 orang yang kecanduan Internet.
"Yang sudah kita tahu tentang reseptor nicotinic acetylcholine dalam otak adalah bahwa mutasi pada gen terkait memicu perilaku adiktif," jelas Dr. Montag dalam artikel yang dimuat laman resmi Universitas Bonn.
"Tampaknya hubungan ini tidak hanya penting untuk kecanduan nikotin, tapi juga kecanduan Internet," tambahnya.
Dari hasil analisis, para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang sangat bergantung pada Internet dalam kesehariannya lebih sering membawa mutasi pada gen CHRNA4, yang biasanya berhubungan dengan kecanduan nikotin.
"Dalam kelompok subyek dengan masalah perilaku dalam menggunakan Internet, variasi ini lebih sering muncul, khususnya pada perempuan," kata Dr. Montag.
Temuan itu masih harus divalidasi lebih lanjut dengan penelitian yang melibatkan lebih banyak subyek karena hasil survei menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih rentan punya masalah kecanduan Internet dibandingkan dengan perempuan.
"Tapi data terkini sudah menunjukkan bahwa ada indikasi jelas tentang faktor genetik penyebab kecanduan Internet," katanya.
Ia menambahkan, temuan mutasi itu menjadi sebuah penanda biologi yang memungkinkan pencirian kecanduan menggunakan media daring dari sudut pandang ilmu syaraf.
"Jika hubungan semacam itu bisa dipahami lebih baik, maka ini akan menghasilkan petunjuk penting untuk terapi yang lebih baik," demikian menurut peneliti dari Departement for Differential and Biological Psychology di Universitas Bonn itu.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Universitas Bonn dan The Central Institute of Mental Health (ZI) di Mannheim, Jerman, menunjukkan adanya indikasi hubungan genetik molekuler dalam kecanduan Internet.
Dalam hasil studi yang dipublikasikan Journal of Addiction Medicine edisi bulan September 2012, peneliti utama Dr. Christian Montag dari Universitas Bonn mengatakan para peneliti mewawancarai 843 orang tentang kebiasaan mereka menggunakan Internet dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil analisis jawaban kuesioner mereka menunjukkan bahwa 132 laki-laki dan perempuan dalam kelompok ini menunjukkan perilaku bermasalah dalam menangani media daring (online); seluruh pikiran mereka berkutat seputar Internet sepanjang hari dan merasa sangat terganggu bila harus melalui hari tanpa Internet.
Para peneliti kemudian membandingkan genetik dari orang-orang yang kecanduan Internet dengan orang yang mampu mengendalikan kebiasannya menggunakan media itu dan melihat adanya variasi genetik yang berperan dalam kecanduan nikotin pada 132 orang yang kecanduan Internet.
"Yang sudah kita tahu tentang reseptor nicotinic acetylcholine dalam otak adalah bahwa mutasi pada gen terkait memicu perilaku adiktif," jelas Dr. Montag dalam artikel yang dimuat laman resmi Universitas Bonn.
"Tampaknya hubungan ini tidak hanya penting untuk kecanduan nikotin, tapi juga kecanduan Internet," tambahnya.
Dari hasil analisis, para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang sangat bergantung pada Internet dalam kesehariannya lebih sering membawa mutasi pada gen CHRNA4, yang biasanya berhubungan dengan kecanduan nikotin.
"Dalam kelompok subyek dengan masalah perilaku dalam menggunakan Internet, variasi ini lebih sering muncul, khususnya pada perempuan," kata Dr. Montag.
Temuan itu masih harus divalidasi lebih lanjut dengan penelitian yang melibatkan lebih banyak subyek karena hasil survei menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih rentan punya masalah kecanduan Internet dibandingkan dengan perempuan.
"Tapi data terkini sudah menunjukkan bahwa ada indikasi jelas tentang faktor genetik penyebab kecanduan Internet," katanya.
Ia menambahkan, temuan mutasi itu menjadi sebuah penanda biologi yang memungkinkan pencirian kecanduan menggunakan media daring dari sudut pandang ilmu syaraf.
"Jika hubungan semacam itu bisa dipahami lebih baik, maka ini akan menghasilkan petunjuk penting untuk terapi yang lebih baik," demikian menurut peneliti dari Departement for Differential and Biological Psychology di Universitas Bonn itu.
SOLUSI
Ketergantungan Internet
juga dapat mengubah otak manusia sama seperti kasus ketergantungan yang lain.
Oleh karena itu menurut Dr Davie penangannya bisa jadi juga serupa pendekatannya
dengan pengobatan kasus ketergantungan yang lain."Cara utama membantu
orang mengatasi ketergantungannya pada internet biasanya dengan membawanya ke
rumah sakit untuk di detoksifikasi,” katanya.
"Orang datang ke
rumah sakit dan harus menyerahkan ponsel mereka atau laptop dan perangkat
lainnya dan menjalani proses detoksifikasi yang membuat mereka terkadang sangat
resah,”
Dr Davie menekankan pada
sebagian anak muda yang tidak pernah berpisah dengan perangkat canggih berlayar
mereka terkadang ini bisa menjadi perubahan yang sangat drastis.
subjek : SOFTKILL_2PA13_BERLIANA MARIA K.S_TUGAS 3
SUMBER :
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/12/08/30/m9k83v-kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen