Nama :
Berliana Maria K.S
Kelas :
3PA13
NPM :
11513708
Tugas :
Psikologi Manajemen ke 4
Definisi Empowerment
Pemeberdayaan sebagai suatu proses
sengaja berkelanjutan, berpusat pada masyarakat lokal, melibatkan prinsip
saling menghormati, refleksi kritis, kepedulian, dan partisipasi kelompok, dan melalui
proses tersebut orang-orang yang kurang memilikil bagian yang setara akan
sumber daya berharga memperoleh akses yang lebih besar dan memiliki kendali
atas sumber daya tersebut (Perkins dan Zimmerman, 1995).
Kunci efektifitas Empowerment dalam
Manajemen
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut
Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan
“harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi
dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan,
sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang
memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan
pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan
masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat
amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Pengertian Stres pada manusia
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis
saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.
Sumber Stres pada manusia
Sumber-sumber
potensi stress :
a.
Faktor Lingkungan
b.
Faktor Organisasi
c. Faktor
Pribadi
Pendekatan terhadap stress pada
manusia
a. Pendekatan Individu
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu,
latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu
yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa
adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat
meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan
tugas yang berat.
b. Pendekatan Perusahaan
Beberapa
penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi
yang scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat
diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen
untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,
penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,
komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut
akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan
interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan mcnjadi strategi
penanganan individual, organisasional dan dukungan sosial.
Definisi Konflik
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik
adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan
yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya
dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu
bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.
Menurut Stoner Konflik Organisasi
ialah mencakup ketidak sepakatan soal alokasi sumber daya yang langka atau
peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
Daniel Webster mendefinisikan konflik
sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak
cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
Jenis-jenis Konflik
Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti
yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis
konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar
individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
a. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang
dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana
diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai
berikut:
- Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
-Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara
dorongan dan tujuan.
-Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang
menghalangi tujuan tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi
seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau konflik
dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
b. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan
antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau
keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status,
jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu
dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam
ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali
berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
a. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi antara satu
individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh
adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini
biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan
sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer pemasaran
merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan tetapi perasaan
ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam.
Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam
pengambilan keputusan
d. Konflik Antar Kelompok
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi
adalah konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi
terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila
diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit
dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi
penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila dipertahankan
maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.
e. Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi
yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan
dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena
adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu organisasi.
Apabila konflik ini bisa diselesaikan dengan
prioritas keorganisasian atau perbaikan pada kegiatan organisasi, maka
konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi kemajuan organisasi.
Proses Konflik
Menurut Louis R.Pandy mengukapkan proses
konflik terdiri dari 5 tahap :
Tahap I konflik laten yaitu tahap munculnya factor-faktor penyebab
konflik dalam organisasi yaitu :
1. Saling ketergantungan kerja
2 .Perbedaan tujuan dan
prioritas
3. Perbedaaan status
4. Sumber daya yang terbatas
Tahap II konflik yang dipersepsikan (konflik yang dirasakan) ,
pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau
mengancam pencapaina tujuan.
Tahap III Konflik yang dirasakan,
pada tahap ini konflik tidak sekedar dipandang ada, akan tetapi
benar-benar sudah dirasakan.
Tahap IV konflik yang dimanifestasikan, pada tahap ini prilaku
tertentu sebagai indicator konflik sudah mulai ditunjukan, seperti adanya
sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kenerja dan lain-lainnya.
Tahap V konflik Aftermath, jika konflik benar-benar
diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota
organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak tepat maka akan timbul konflik baru.
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi
(pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Proses komunikasi
Proses komunikasi adalahbagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikandengan komunikatornya.
5. Penerimaan.
1. Perspektif psikologis. Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada prosesencoding, kemudianhasil encoding ditransmisikankepada komunikan sehingga terjadikomunikasi interpersonal.
2. Perspektifmekanis.Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransferpesan dengan bahasa verbal/non verbal.
3. Hambatan
dalam komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal
ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si
pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan
aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi
dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan
balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi
memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi
yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak
jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Komunikasi interpersonal
a. Componential
Definisi bedasarkan komponen menjelaskan
komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu
penyampaian pesan oleh salah satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain
atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera
b. Situasional
Situasi yang menyenangkan akan menciptakan
komunikasi yang menyenangkan pula, dan akan menimbulkan persepsi yang baik
pula. Karena pada dasarnya sikap emosi akan mudah terpancing saat berada pada
situasi yang salah, sehingga akan membentuk persepsi dimana ego akan lebih
mendominasi. faktor situasional akan berpengaruh besar terhadap proses
terbentuknya persepsi. Dalam situasi yang menyenangkan akan menimbulkan persepsi
yang menyenangkan, begitu pula sebaliknya. Itu lah yang akan menjadi penghambat
dalam proses komunikasi yang terjadi.
Model pengolahan informasi
komunikasi
a. Rational
Proses informasi adalah proses menerima,
menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses
menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan
informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna
pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat
siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang
telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam
kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan,
penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia
paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an
tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual,
dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang
konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media
dalam proses komunikasi, informasi dan
pembelajaran.
b. Limited capacity
Komunikasi terbatas sering menimbulkan
kekacauan komunikasi seperti salah pengertian akan maksud yang disampaikan
c. Expert
Komunikasi adalah sebuah ketrampilan yang bisa
dipelajari dan dikuasai oleh siapapun, sama seperti halnya
keterampilan-ketrampilan lainnya. Saat ini kita hidup di era yang sangat
menarik, di mana banyak diajarkan hal-hal yang akan menjadikan ketrampilan
komunikasi kita semakin canggih, antara lain hipnotis/hipnosis, nlp (neuro
language program), dan lain sebagainya
d. Cybermetic
Sistem yang memandang terdapatnya suatu
hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam
sistem.
Model interaktif manajemen dalam
komunikasi
a. Confidence
Kenyamanan dapat membuat suatu organisasi
bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
b. Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu
organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
c. Interaction manajemen
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen
seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang
bersangkutan
d. Expresiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu
organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
e. Other orientation
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi
berorientasi pada pegawai.
SUMBER :
Wrihatnolo, Randy R & Dwijowijoto,
Riant N. (2007). Menajemen pemberdayaan. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia
Rini. (2010). Pendekatan yang digunakan
dalam mengatasi stres kerja pada suatu organisasi.Ilmiah. II (3).
8-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar